Rabu, 04 November 2009

Papan Reklame, Si Rakus Listrik yang Bisa Jadi Produsen Listrik

Papan Reklame, Si Rakus Listrik yang Bisa Jadi Produsen Listrik PDF Cetak E-mail
Diupload Oleh Awang Riyadi
Sunday, 18 October 2009
PLTS Papan Reklame
Papan reklame tenaga surya milik Sharp di Jl. MH Thamrin menggunakan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik.

energiterbarukan.net. Pernahkah anda berpikir dibalik gemerlap papan reklame yang bertebaran di seantero jalan raya, berapakah konsumsi listriknya? Konsumsi listrik satu papan reklame yang berdurasi 6 jam per hari, rata-rata membutuhkan energi listrik sebanyak 192.000 KWh, sebuah skala yang mampu menyalakan satu desa kecil! Jika kita sandingkan dengan fakta bahwa ribuan desa di negeri tercinta ini masih belum “merdeka” dari cengkeraman gelap, tentunya ini jumlah yang luar biasa bukan? Namun, dibalik itu semua, ternyata papan reklame selain konsumen listrik yang rakus juga berpotensi menjadi pembangkit listrik. Lho, bagaimana bisa?

Belum lama, Sharp Indonesia meresmikan papan reklame bertenaga surya pertamanya di Indonesia. Jika anda sempat lewat di Jl. MH Thamrin, tengoklah papan reklame yang menjulang persis di depan gedung Sarinah. Ini merupakan papan reklame pertama yang memenuhi kebutuhan listriknya dari tenaga surya dengan memanfaatkan teknologi Photo Volatic yang dipasang di atasnya.

“Kami berharap dengan mengganti energi listrik dengan energi matahari pada papan reklame, kami mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada lingkungan,” demikian yang dikatakan oleh Ryunosuke Kitagawa, Brand Strategy Group Director PT SHARP Electronics Indonesia.

Proses pengerjaan proyek ini memakan waktu 3 bulan, dimulai pada Juli 2009 yaitu proses perencanaan dan perancangan. Dilanjutkan pada Agustus 2009 dengan proses rekonstruksi papan reklame, diikuti pemasangan panel surya, dan uji coba sistem pengoperasian papan reklame. Kemudian pada bulan September 2009, papan reklame SHARP yang menggunakan energi surya sebagai sumber listrik sudah mulai dioperasikan.

“Kedepannya SHARP berharap seluruh papan reklame di Indonesia menggunakan sistem panel surya sebagai pengganti energi listrik untuk menghemat energi,” kata Presiden Direktur PT SHARP Electronics Indonesia, Fumihiro Irie.

Hal ini tentu sangat mendukung Program PLTS Perkotaan yang telah digulirkan Pemerintah sejak tahun 2003. Program tersebut diluncurkan pada tanggal 28 Agustus 2003 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BPPT dan Menteri Lingkungan Hidup. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan listrik dari penyedia publik yang sampai saat ini masih disubsidi dan pasokannya masih terbatas, terutama pada saat beban puncak atau terjadi gangguan.

Wilayah perkotaan merupakan target potensial bagi pengembangan PLTS mengingat semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan energi bersih dan kemampuan ekonomi masyarakat kota yang memungkinkan penyediaan listrik secara mandiri dengan pemanfaatan energi surya. Sejak diluncurkan Program PLTS Perkotaan, beberapa proyek percontohan telah dikembangkan baik oleh Pemerintah, Perguruan Tinggi maupun Swasta. Namun program ini masih belum berkembang luas seperti yang diharapkan. Beberapa aplikasi PLTS untuk gedung perkantoran dapat dijumpai di Gedung DJLPE (40 kWp), BPPT (10 kWp), Depdiknas (2 kWp), German International School (11,2 kWp), dan di Gedung Departemen Teknik Fisika ITB (1kWp). Tentu kini daftarnya bertambah satu lagi.

"Implementasi program PLTS memiliki banyak tantangan, tetapi kita harus optimis", ujar Ir. Kosasih, Kepala Subdit Usaha Energi Baru Terbarukan Direktorat Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, sebagaimana disampaikan di sela-sela Workshop Percepatan Pengembangan PLTS untuk Perkotaan yang digelar di Hotel Maharani (15/10). Lebih lanjut Kosasih menyatakan bahwa pertumbuhan pasar PV sedang mengalami booming dan pada tahun 2008 pasar PV global telah tumbuh 110% dibandingkan tahun 2007. Untuk dalam negeri potensi demand PLTS perkotaan diperkirakan sekurang-kurangnya 34 MWp per tahun, dengan sasaran utama instansi pemerintah, pelanggan PLN kategori R3, I3, dan B3, serta penerangan jalan umum.

Secara global, sejak Juli 2008 Sharp telah meluncurkan kampanye besar-besaran di Amerika Serikat memposisikan diri salah satunya fokus pada indutri energi surya. Visi SHARP menuju tahun 2012 adalah berkontribusi kepada dunia melalui bisnis yang sadar lingkungan dan kesehatan dengan memfokuskan diri pada produk-produk penghasil energi dan hemat energi. Sebuah tagline kampanye yang di desain oleh perusahaan iklan Lowe Worldwide adalah “Change Your Power, Change Your Planet.”

Sharp tidak sendirian dalam memanfaatkan papan reklame untuk menghasilkan listrik. Jauh sebelumnya perusahaan di Canada dan Africa telah lama menerapkannya. Implementasi di Indonesia yang diinisiasi oleh Sharp tergolong tidak terlambat. Di Amerika Serikat sekalipun, pemanfaatan papan reklame sebagai pembangkit tenaga surya (PLTS) baru di mulai pada kisaran tahun 2007.

Pacific Gas and Electric (PG&E), sebuah perusahaan produsen listrik di California telah memulai memanen listrik dari papan reklame ini. PLTS Papan Reklame pertamanya di bangun di 1000 Brannan Street in San Francisco mrnggunakan 20 panel surya yang mampu menghasilkan listrik antara 2,5 – 3,4 kW listrik dan terinterkoneksi dengan jaringan.

Dengan menggunakan teknologi Light Emitting Diode (LED) untuk menerangi papan reklamenya, PLTS Papan Reklame PG&E mampu menghasilkan listrik melebihi jumlah yang diperlukannya untuk operasi dan menjual kelebihannya ke jaringan.

This isn't a billboard, It's a power plant
PLTS Papan Reklame milik PG&E - livescience

"Listrik yang dihasilkan dari PLTS Papan Reklame ini melebihi kebutuhan operasi setiap harinya dari papan reklame ini”, terang Jennifer Zelwer, juru bicara PG&E. "Ini bukan “papan reklame” ini adalah “pembangkit listrik”, lanjutnya.

Papan reklame tersebut merupakan bagian dari “kampanye hijau” perusahaan yang mengususng tema “We Can Do This.” PG&E memiliki lebih dari 18,000 pelanggan yang tercatat sebagai “solar interconnections”, atau pelanggan yang juga memasang panel surya yang dihubungkan dengan jaringan PG&E. Jumlah ini setara dengan 153 MW pembangkitan.

Perusahaan lainnya adalah Lamar Advertising Co., perusahaan periklanan luar ruang terbesar di Amerika Serikat yang juga merupakan anak perusahaan dari Southern Company subsidiary, Gulf Power Co., yang mensuplai 430,000 pelanggan di Northwest Florida.

Lamar, yang memiliki sekitar 1.000 papan reklame, telah memasang panel surya di empat papan reklame terbesarnya yang berlokasi di Escambia County untuk menguji kelayakan papan reklame sebagai pembangkit listrik.

Dengan demikian, Lamar kini memasuki bisnis pembangkitan dan penjualan listrik. PLTS Papan Reklame Lamar akan dihubungkan langsung dengan jaringan. Pada siang hari, listrik yang dihasilkan dijual ke jaringan dan baru pada malam hari Lamar membeli listrik dari jaringan untuk operasional Papan Reklame.

Model ini merubah model sebelumnya yang menggunakan baterai raksasa untuk menyimpan listrik yang dihasilkan untuk digunakan bagi operasional papan reklame pada malam hari.

Menurut John Hutchinson, juru bicara Gulf Power, model ini kemungkinan akan digunakan oleh Florida’s Public Service Commission, yang saat ini fokus pada energi terbarukan berkat inisiatif program yang dikeluarkan oleh Presiden Barack Obama.

Meskipun saat ini feed-in tariff is masih cukup rendah – hanya 4 cents per kWh (dibandingkan 9 cents yang harus dibayar Lamar untuk pembelian listrik dari jaringan) – peluang perubahan harga baik secara nasional maupun di negara bagian lain akan meningkat seiring penerapan insentif bagi energi terbarukan.

Saat ini , papan reklame digital milik Lamar menggunakan teknologi kontrol komputer yang mentranmisikan cahaya melalui LED. Dengan teknologi baru yang dikembangkan perusahaan berbasis di Israel - Magink, kombinasi PLTS dengan teknologi light-reflecting digital light, papan reklame Lamar akan dapat memproduksi listrik yang kelebihannya cukup ekonomis untuk dapat dijual ke jaringan.

Seandainya trend ini semakin berkembang, masyarakat mungkin tidak lagi mengkritisi papan reklame hanya sebagai si boros listrik yang menjadi penghalang pandangan dan merusak keindahan kota. Menarik bukan?
@Aw

Terakhir diperbaharui ( Sunday, 18 October 2009 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar