Pemanfaatan Produktif Energi Terbarukan Melalui Pemberdayaan Jender di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Jawa Barat
Pelaksanaan proyek “Pemanfaatan Produktif Energi Terbarukan Melalui Pemberdayaan Jender” dilaksanakan oleh Proyek Pemberdayaan Jender Biro Kepegawaian DESDM bekerjasama dengan CREATA IPB. Proyek tersebut telah selesai dilakukan untuk mengembangkan 2 (dua) unit teknologi pengering tenaga surya (spesifikasi teknis terlampir), yaitu untuk pengering makanan di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara dan pengering pakan ternak di Kecamatan Cibiru, Kodya Bandung, keduanya di Propinsi Jawa Barat.
Pengelola teknologi pengering makanan tenaga surya di Kelurahan Cipageran adalah Koperasi Barrak, yaitu koperasi pemasaran di bidang pakaian, makanan, dll yang beranggotakan pengusaha-pengusaha industri rumah tangga (tergolong kelompok usaha kecil dan menengah – UKM). Kegiatan utama Koperasi Barrak adalah memasarkan hasil-hasil produksi kegiatan usaha anggotanya baik di koperasi maupun melalui pameran-pameran di berbagai kantor instansi.
Pelaksanaan Proyek “Pemanfaatan Produktif Energi Terbarukan Melalui Pemberdayaan Jender” yang dilaksanakan di Koperasi Barrak antara lain:
Pembangunan alat pengering tenaga surya
Alat pengering tenaga surya dibangun tidak jauh dari Koperasi Barrak (± 20 m) di Kelurahan Cipageran dengan biaya sebesar Rp. 18 juta (ditambah ± Rp. 2 juta untuk biaya transportasi peralatan).
Pelaksanaan training
Training pengeringan makanan dengan memanfaatkan teknologi pengering tenaga surya dilaksanakan pada tanggal 29 November – 2 Desember 2004 di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Bina Warga, Kelurahan Cipageran, Cimahi. Peserta training sebanyak 20 orang wanita terdiri dari anggota koperasi yang bergerak dalam usaha produksi makanan (rangginang dan dendeng jantung pisang) dan penduduk sekitar koperasi.
Pemanfaatan teknologi pengering makanan tenaga surya
Saat ini teknologi pengering makanan tenaga surya di Koperasi Barrak dimanfaatkan untuk mengeringkan dendeng jantung pisang yang seluruhnya dikerjakan oleh wanita. Dengan pemanfaatan teknologi pengering tenaga surya proses produksi dan kualitas produk meningkat dibandingkan dengan produksi semula yang menggunakan oven pengering berbahan bakar minyak tanah. Keuntungan penggunaan pengering tenaga surya antara lain:
Kapasitas produksi meningkat. Produksi semula 80 kantung dendeng/hari (6 kg) menjadi 250 kantung dendeng/hari (± 20 kg). Karena kemampuan produksi para pekerja masih rendah, jumlah produksi ini (250 bungkus/hari) belum memanfaatkan kapasitas maksimal alat pengering. Sampai saat ini hanya 3-4 tingkat digunakan dari 10 tingkat yang ada.
Penghematan biaya untuk bahan bakar yang sebelumnya menggunakan minyak tanah, kini memanfaatkan energi surya dan biomassa. Pembakaran biomassa (arang kayu atau batok kelapa) dilakukan bila kondisi cuaca tidak memungkinkan. Biomassa yang digunakan untuk pengeringan sebanyak 6 kg/hari. Apabila makanan disimpan dalam pengering pada malam hari, dibutuhkan bahan bakar biomassa sebanyak 2 kg untuk menjaga suhu makanan.
Kualitas produk makanan meningkat, yaitu warna dan rasa semakin mendekati dendeng sapi, tidak hangus atau basah.
Untuk selanjutnya, alat pengering tenaga surya ini juga akan dimanfaatkan untuk mengeringkan selai pisang madu dan tepung pisang batu.
Alat pengering tenaga surya di Koperasi Barrak ini dirasakan sudah memadai, namun pengusaha makanan mengharapkan kapasitas dan ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kapasitas yang tersedia saat ini, pengguna alat pengering di Koperasi Barrak merasakan kapasitasnya terlalu besar, mengingat rendahnya kemampuan produksi bahan dasar makanan. Untuk itu, produsen makanan di Koperasi Barrak mengharapkan bantuan untuk meningkatkan kemampuan produksi bahan dasar makanan (alat penumbuk, dll).
PENGERING EFEK RUMAH KACA
TEKNOLOGI
• SPESIFIKASI PENGERING
Bentuk : Limas heksagonal
Ukuran:
Sisi terpendek bagian bawah : 2 m
Sisi terpendek bagian atas : 1 m
Tinggi : 2 m
Jenis bahan:
Dinding : polikarbonat
Rangka : besi
Alas nampan : stainless steel
Dinding tungku : concrete
Batas ruang dan tungku : besi dan seng
Cerobong : pipa besi
Komponen fungsional:
Ruang pengering
Rak yang terdiri dari 60 nampan, 10 tingkat
Pengaliran udara: Kipas vortex dan kipas list rik 65 W
Ruang pembakaran, terletak pada bagian bawah.
II. PRINSIP KERJA PENGERING
Prinsip kerja pengering adalah sebagai berikut:
Iradiasi matahari yang bergelombang pendek masuk melalui dinding transparan, dan emudian diserap oleh komponen-komponen pengering yang berada di dalam ruang, seperti: lantai, rak, pipa cerobong, dan produk yang dikeringkan.
Proses absorpsi tersebut akan meningkatkan suhu dari komponen-komponen tersebut. Iradiasi panas akan dipancarkan oleh komponen-komponen tersebut dalam gelombang panjang. Karena gelombang panjang tersebut sulit untuk melalui dinding transparan, maka sebagian besar akan dipantulkan kembali ke dalam ruangan dan menyebabkan peningkatan suhu berikutnya.
Suhu udara yang tinggi menyebabkan terjadinya proses penguapan air dari produk yang lebih besar, dan uap air yang meninggalkan produk menyebabkan kelembaban di dalam ruangan akan meningkat.
Untuk menjaga agar proses penguapan tetap berlangsung, kelembaban di dalam ruangan harus dijaga pada tingkat yang memadai. Untuk itu, pengaliran udara dari luar dilakukan dengan menggunakan kipas listrik yang terletak di bagian bawah ruang pengering, untuk menggantikan udara yang telah basah tersebut. Selain itu, kipas vortex pada bagian atas juga dipasang, dimana kipas ini akan bekerja ketika kecepatan angin diluar cukup memadai.
Pengering ini juga dilengkapi dengan tungku pembakaran dengan bahan bakar biomassa untuk mengantisipasi kekurangan energi panas pada malam hari dan pada saat hujan. Bahan bakar yang biasa digunakan adalah batok kelapa dan ranting-ranting pepohonan. Sisa pembakaran dialirkan melalui cerobong asap. Panas yang dihasilkan dari pembakaran berkonduksi melalui cerobong asap serta pembatas ruang dan tungku yang terbuat dari besi. Temperatur di dalam pengering dapat mencapai 40
Papan Reklame, Si Rakus Listrik yang Bisa Jadi Produsen Listrik
Diupload Oleh Awang Riyadi
Sunday, 18 October 2009
Papan reklame tenaga surya milik Sharp di Jl. MH Thamrin menggunakan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik.
energiterbarukan.net. Pernahkah anda berpikir dibalik gemerlap papan reklame yang bertebaran di seantero jalan raya, berapakah konsumsi listriknya? Konsumsi listrik satu papan reklame yang berdurasi 6 jam per hari, rata-rata membutuhkan energi listrik sebanyak 192.000 KWh, sebuah skala yang mampu menyalakan satu desa kecil! Jika kita sandingkan dengan fakta bahwa ribuan desa di negeri tercinta ini masih belum “merdeka” dari cengkeraman gelap, tentunya ini jumlah yang luar biasa bukan? Namun, dibalik itu semua, ternyata papan reklame selain konsumen listrik yang rakus juga berpotensi menjadi pembangkit listrik. Lho, bagaimana bisa?
Belum lama, Sharp Indonesia meresmikan papan reklame bertenaga surya pertamanya di Indonesia. Jika anda sempat lewat di Jl. MH Thamrin, tengoklah papan reklame yang menjulang persis di depan gedung Sarinah. Ini merupakan papan reklame pertama yang memenuhi kebutuhan listriknya dari tenaga surya dengan memanfaatkan teknologi Photo Volatic yang dipasang di atasnya.
“Kami berharap dengan mengganti energi listrik dengan energi matahari pada papan reklame, kami mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada lingkungan,” demikian yang dikatakan oleh Ryunosuke Kitagawa, Brand Strategy Group Director PT SHARP Electronics Indonesia.
Proses pengerjaan proyek ini memakan waktu 3 bulan, dimulai pada Juli 2009 yaitu proses perencanaan dan perancangan. Dilanjutkan pada Agustus 2009 dengan proses rekonstruksi papan reklame, diikuti pemasangan panel surya, dan uji coba sistem pengoperasian papan reklame. Kemudian pada bulan September 2009, papan reklame SHARP yang menggunakan energi surya sebagai sumber listrik sudah mulai dioperasikan.
“Kedepannya SHARP berharap seluruh papan reklame di Indonesia menggunakan sistem panel surya sebagai pengganti energi listrik untuk menghemat energi,” kata Presiden Direktur PT SHARP Electronics Indonesia, Fumihiro Irie.
Hal ini tentu sangat mendukung Program PLTS Perkotaan yang telah digulirkan Pemerintah sejak tahun 2003. Program tersebut diluncurkan pada tanggal 28 Agustus 2003 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BPPT dan Menteri Lingkungan Hidup. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan listrik dari penyedia publik yang sampai saat ini masih disubsidi dan pasokannya masih terbatas, terutama pada saat beban puncak atau terjadi gangguan.
Wilayah perkotaan merupakan target potensial bagi pengembangan PLTS mengingat semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan energi bersih dan kemampuan ekonomi masyarakat kota yang memungkinkan penyediaan listrik secara mandiri dengan pemanfaatan energi surya. Sejak diluncurkan Program PLTS Perkotaan, beberapa proyek percontohan telah dikembangkan baik oleh Pemerintah, Perguruan Tinggi maupun Swasta. Namun program ini masih belum berkembang luas seperti yang diharapkan. Beberapa aplikasi PLTS untuk gedung perkantoran dapat dijumpai di Gedung DJLPE (40 kWp), BPPT (10 kWp), Depdiknas (2 kWp), German International School (11,2 kWp), dan di Gedung Departemen Teknik Fisika ITB (1kWp). Tentu kini daftarnya bertambah satu lagi.
"Implementasi program PLTS memiliki banyak tantangan, tetapi kita harus optimis", ujar Ir. Kosasih, Kepala Subdit Usaha Energi Baru Terbarukan Direktorat Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, sebagaimana disampaikan di sela-sela Workshop Percepatan Pengembangan PLTS untuk Perkotaan yang digelar di Hotel Maharani (15/10). Lebih lanjut Kosasih menyatakan bahwa pertumbuhan pasar PV sedang mengalami booming dan pada tahun 2008 pasar PV global telah tumbuh 110% dibandingkan tahun 2007. Untuk dalam negeri potensi demand PLTS perkotaan diperkirakan sekurang-kurangnya 34 MWp per tahun, dengan sasaran utama instansi pemerintah, pelanggan PLN kategori R3, I3, dan B3, serta penerangan jalan umum.
Secara global, sejak Juli 2008 Sharp telah meluncurkan kampanye besar-besaran di Amerika Serikat memposisikan diri salah satunya fokus pada indutri energi surya. Visi SHARP menuju tahun 2012 adalah berkontribusi kepada dunia melalui bisnis yang sadar lingkungan dan kesehatan dengan memfokuskan diri pada produk-produk penghasil energi dan hemat energi. Sebuah tagline kampanye yang di desain oleh perusahaan iklan Lowe Worldwide adalah “Change Your Power, Change Your Planet.”
Sharp tidak sendirian dalam memanfaatkan papan reklame untuk menghasilkan listrik. Jauh sebelumnya perusahaan di Canada dan Africa telah lama menerapkannya. Implementasi di Indonesia yang diinisiasi oleh Sharp tergolong tidak terlambat. Di Amerika Serikat sekalipun, pemanfaatan papan reklame sebagai pembangkit tenaga surya (PLTS) baru di mulai pada kisaran tahun 2007.
Pacific Gas and Electric (PG&E), sebuah perusahaan produsen listrik di California telah memulai memanen listrik dari papan reklame ini. PLTS Papan Reklame pertamanya di bangun di 1000 Brannan Street in San Francisco mrnggunakan 20 panel surya yang mampu menghasilkan listrik antara 2,5 – 3,4 kW listrik dan terinterkoneksi dengan jaringan.
Dengan menggunakan teknologi Light Emitting Diode (LED) untuk menerangi papan reklamenya, PLTS Papan Reklame PG&E mampu menghasilkan listrik melebihi jumlah yang diperlukannya untuk operasi dan menjual kelebihannya ke jaringan.
PLTS Papan Reklame milik PG&E - livescience
"Listrik yang dihasilkan dari PLTS Papan Reklame ini melebihi kebutuhan operasi setiap harinya dari papan reklame ini”, terang Jennifer Zelwer, juru bicara PG&E. "Ini bukan “papan reklame” ini adalah “pembangkit listrik”, lanjutnya.
Papan reklame tersebut merupakan bagian dari “kampanye hijau” perusahaan yang mengususng tema “We Can Do This.” PG&E memiliki lebih dari 18,000 pelanggan yang tercatat sebagai “solar interconnections”, atau pelanggan yang juga memasang panel surya yang dihubungkan dengan jaringan PG&E. Jumlah ini setara dengan 153 MW pembangkitan.
Perusahaan lainnya adalah Lamar Advertising Co., perusahaan periklanan luar ruang terbesar di Amerika Serikat yang juga merupakan anak perusahaan dari Southern Company subsidiary, Gulf Power Co., yang mensuplai 430,000 pelanggan di Northwest Florida.
Lamar, yang memiliki sekitar 1.000 papan reklame, telah memasang panel surya di empat papan reklame terbesarnya yang berlokasi di Escambia County untuk menguji kelayakan papan reklame sebagai pembangkit listrik.
Dengan demikian, Lamar kini memasuki bisnis pembangkitan dan penjualan listrik. PLTS Papan Reklame Lamar akan dihubungkan langsung dengan jaringan. Pada siang hari, listrik yang dihasilkan dijual ke jaringan dan baru pada malam hari Lamar membeli listrik dari jaringan untuk operasional Papan Reklame.
Model ini merubah model sebelumnya yang menggunakan baterai raksasa untuk menyimpan listrik yang dihasilkan untuk digunakan bagi operasional papan reklame pada malam hari.
Menurut John Hutchinson, juru bicara Gulf Power, model ini kemungkinan akan digunakan oleh Florida’s Public Service Commission, yang saat ini fokus pada energi terbarukan berkat inisiatif program yang dikeluarkan oleh Presiden Barack Obama.
Meskipun saat ini feed-in tariff is masih cukup rendah – hanya 4 cents per kWh (dibandingkan 9 cents yang harus dibayar Lamar untuk pembelian listrik dari jaringan) – peluang perubahan harga baik secara nasional maupun di negara bagian lain akan meningkat seiring penerapan insentif bagi energi terbarukan.
Saat ini , papan reklame digital milik Lamar menggunakan teknologi kontrol komputer yang mentranmisikan cahaya melalui LED. Dengan teknologi baru yang dikembangkan perusahaan berbasis di Israel - Magink, kombinasi PLTS dengan teknologi light-reflecting digital light, papan reklame Lamar akan dapat memproduksi listrik yang kelebihannya cukup ekonomis untuk dapat dijual ke jaringan.
Seandainya trend ini semakin berkembang, masyarakat mungkin tidak lagi mengkritisi papan reklame hanya sebagai si boros listrik yang menjadi penghalang pandangan dan merusak keindahan kota. Menarik bukan? @Aw
Baru-baru ini ada iklan bantuan instalasi air bersih dan pompa air di Nusa Tenggara Timur dari program Corporate Social Responsibility (CSR) sebuah produsen air mineral ternama. Tampak seseorang memukul pemberat klep untuk menghidupkan pompa air. Itulah pompa hidram sebuah teknologi pompa air tanpa listrik dan BBM. Dengan semakin mahalnya bahan bakar, energi dan isu lingkungan membuat pompa Hidram semakin relevan.
———————
Sesuai hukum gravitasi, air selalu mengalir dari tempat tinggi menuju yang lebih tempat rendah. Sepertinya mustahil kalau harus menaikkan air dari sumber atau alirannya menuju tempat yang lebih tinggi, tanpa bantuan energi listrik atau bahan bakar minyak (BBM).
Tetapi apabila suatu ketika Anda berkunjung ke perkebunan teh di Purwakarta-Jawa Barat atau perkebunan jambu air di Singorojo, Kendal-Jawa Tengah, Anda akan melihat bagaimana air dialirkan dari sungai yang berada di hilir, naik mendaki perbukitan dengan selisih ketinggian hingga puluhan meter, yang berjarak ratusan meter, antara rumah pompa dengan tandon air di puncak bukit. Semua itu digerakkan oleh sebuah pompa, hebatnya lagi pompa itu tidak digerakkan oleh motor listrik atau motor bakar dengan BBM.
Pompa tersebut dinamakan pompa Hidram, berasal dari kata Hydraulic Ram Pump, bisa diartikan pompa air dengan tenaga hantaman air. Di Indonesia pompa ini sebenarnya sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, namun kurangnya perawatan dan edukasi membuat pompa ini tidak lestari. Ditambah jaman dulu sumber air masih sangat banyak, sungai masih lancar mengalir dengan debit besar, tanahnya masih subur dengan humus, hutan masih lebat belum gundul, tanahnya belum erosi hingga mendangkalkan sungai. Tetapi keadaan sekarang adalah kebalikan semua itu, membuat pompa Hidram tampil lagi sebagai solusi.
Dari berbagai sumber, pompa Hidram ada yang menyatakan berasal dari Perancis, digunakan untuk menaikkan air ke atas kastil-kastil. Ada juga sumber mengatakan berasal dari Tiongkok untuk mengairi tanah pertanian di bukit-bukit. Prinsip kerja Hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke tempat yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan energi potensial dari hantaman air diperlukan syarat utama yaitu harus ada terjunan air yang dialirkan melalui pipa dengan beda tinggi -elevasi- dengan pompa Hidram minimal 1 meter.
Syarat utama kedua adalah sumber air harus kontunyu dengan debit minimal 7 liter per menit (Widarto, 2000). Besarnya debit pemompaan dapat dihitung dengan rumus Q2 = Q1 x H1 : H2 x j. Dimana Q2 adalah debit air yang dipompakan (liter/menit), Q1 adalah debit air yang masuk pompa (liter/menit), H1 adalah tinggi terjunan dalam meter, H2 adalah tinggi pemompaan dalam meter dan j adalah efisiensi pompa yaitu 0,5 -0,75. Dalam prakteknya diperoleh perbandingan tinggi terjunan dan tinggi pengangkatan air sebesar 1:6, akan menghasilkan debit pemompaan sebesar 1/3 dari debit air yang masuk ke pompa, sedang 2/3 debit air akan keluar melalui klep pembuangan setelah memberikan tenaga hantaman.
Mekanisme Hidram
Prinsip kerja dari pompa Hidram dapat dilihat dari gambar irisan pompa dapat dilihat bahwa bagian kunci dari Hidram adalah dua buah klep, yaitu: klep pembuangan dan klep penghisap. Air masuk dari terjunan melalui pipa A, klep pembuangan terbuka sedangkan klep penghisap tertutup. Air yang masuk memenuhi rumah pompa mendorong ke atas klep pembuangan hingga menutup. Dengan tertutupnya klep pembuangan mengakibatkan seluruh dorongan air menekan dan membuka klep penghisap dan air masuk memenuhi ruang dalam tabung kompresi di atas klep penghisap. Pada volume tertentu pengisian air dalam tabung kompresi optimal, massa air dan udara dalam tabung kompresi akan menekan klep penghisap untuk menutup kembali, pada saat yang bersamaan sebagian air keluar melalui pipa B. Dengan tertutupnya kedua klep, maka aliran air dalam rumah pompa berbalik berlawanan dengan aliran air masuk, diikuti dengan turunnya klep pembuangan karena arah tekanan air tidak lagi ke klep pembuangan tetapi berbalik ke arah pipa input A. Nah, disinilah hantaman -ram- palu air (water hammer) itu terjadi, dimana air dengan tenaga gravitasi dari terjunan menghantam arus balik tadi, 2/3 debit keluar lubang pembuangan, sementara yang 1/3 debit mendorong klep penghisap masuk ke dalam tabung pompa sekaligus mendorong air yang ada dalam tabung pompa untuk keluar melaui pipa output B. Begitulah energi hantaman yang berulang-ulang mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi.
Tertutup dan terbukanya kedua klep secara bergantian menimbulkan bunyi “dek-dok”, suara “dek” adalah tertutupnya klep penghisap yang membentur rumah klep, sementara suara “dok” adalah tertutupnya klep pembuangan yang juga membentur rumah klep. Hingga masyarakat sekitar sering menyebut Hidram dengan sebutan pompa “dek-dok” atau pompa “jedhok-jedhok”.
Selain dua syarat utama tadi, pembuatan pompa Hidram perlu memperhatikan perbandingan tinggi terjunan dan tinggi pemompaan air yaitu 1:5. Tiap beda tinggi terjunan 1 meter akan mampu memompa air setinggi 5 meter dari rumah pompa ke tempat tandon air. Jadi bukan hal yang mustahil ketika beda tinggi terjunan air 12 meter di perkebunan teh mampu memompa air hingga ketinggian lebih dari 50 meter dengan jarak lebih dari 500 meter.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah penyesuaian diameter pompa dengan debit air. Untuk mengoptimalkan tekanan semakin besar debit air, diameter pompa semakin besar pula. Berikut ini tabel diameter pompa dan debit air :
Beberapa permasahan yang mungkin timbul dalam pengoperasian pompa hidram antara lain:
1. Klep pembuangan tidak dapat naik atau menutup, disebabkan beban klep terlalu berat atau debit air yang masuk pompa kurang. Dapat diatasi dengan mengurangi beban atau memperdek as klep pembuangan.
2. Klep pembuangan tidak mau turun atau membuka, karena beban klep terlalu ringan, jadi bisa diatasi dengan menambah beban klep atau memperpanjang as klep pembuangan.
3. Tinggi pemompaan di bawah rasio rumus, yaitu setiap terjunan 1 meter dapat menaikkan setinggi 5 meter. Penyebab pertama adalah terjadinya kebocoran atau tidak rapatnya klep. Penyebab kedua rasio diameter pipa input dibanding pipa output lebih besar dari 1 berbanding 0,5. Dapat diatasi dengan memeriksa dan memperbaiki klep atau mengurangi diameter pipa output. Penyebab ketiga adalah terlalu banyaknya hambatan pada pipa output menuju baktandon, berupa banyaknya belokan pipa. Agar hal tersebut tidak terjadi, pada saat instalasi pipa sedapat mungkin dikurangi lekukan atau belokan pipa menuju tandon.
Kunci keawetan dan operasional pompa hidram adalah perawatan rutin, mengingat sumber air yang dipergunakan mengalir pada saluran umum yaitu: sungai, saluran irigasi atau mata air. Selain harus menjaga air yang mengalir terbebas kototan/sampah dengan cara membuat saringan, dipakainya sumber air umum tersebut membuat debit air berubah-ubah, fluktuatif, yang bisa menyebabkan klep pembuangan berhenti bekerja -membuka-metutup. Cara membuat klep pembuangan bekerja lagi adalah dengan cara pemukul as klep dengan balok kayu seperti dalam iklan CSR bantuan air bersih produsen air mineral ternama tadi.
Manfaat Hidram
Manfaat Hidram yang paling signifikan adalah efisiensi biaya untuk membeli energi seperti listrik atau BBM. Dengan berfungsinya Hidram maka lahan-lahan yang dulunya tidak terjangkau irigasi dapat dipergunakan untuk budidaya tanaman. Dapat pula dipergunakan sebagai penyuplai air kebutuhan industri dan rumah tangga termasuk air minum dengan menggunakan filtrasi. Usaha perikanan dan peternakan juga akan sangat terbantu dengan adanya aliran air. Dengan sedikit memodifikasi, aliran air dalam pompa hidram juga dapat berfungsi menggerakkan turbin generator.
Dalam tataran yang lebih makro, dengan semakin banyak pompa hidram dioperasikan, dapat mengurangi resiko banjir. Kemudian dengan semakin meratanya penggunaan air, maka tanaman keras di perbukitan akan lebih mudah tumbuh, ini berarti konservasi lahan dan air tanah juga semakin terjaga, ditambah dengan manfaat berkurangnya tanah longsor dan erosi di perbukitan yang semakin rimbun tanaman keras.
Analisa biaya pembuatan pompa Hidram 1,5 inch menghabiskan biaya Rp 1,5 juta, sedang untuk pompa 4 inch memerlukan biaya Rp 3,5 juta. Apabila kita mempunyai bakat teknik dapat merakit pompa hidram sendiri, namun apabila tidak bengkel lokalpun tidak akan kesulitan meralisasikan pompa Hidram. Bahan klep yang dipergunakan tidak perlu klep bikinan pabrik tapi dengan sedikit ketelitian kita dapat mempergunakan karet ban dalam untuk klep, baik klep pembuangan atau klep penghisap. Spesifikasi material, pola lengkap dan cara pembuatan pompa Hidram bisa didapatkan di Fakultas Teknik Universitas Sultan Agung Semarang, Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Gajah Mada (LPM-UGM) dan Perkebunan Cengkeh Zanzibar Semarang.
Akhir kata, pengembangan ide-ide dan teknologi tepat guna menjadi sangat berarti di tengah krisis energi yang menghadang masa depan dunia. Penggunaan energi yang tidak bisa diperbaharui sedapat menjadi pilihan terakhir dalam memenuhi kebutuhan dalam aktivitas-aktivitas kehidupan kita. (*)
Penulis adalah mahasiswa Program Magister Teknologi Pangan Unika Sugijapranata dan bekerja sebagai Sekretaris Eksekutif, Yayasan Obor Tani.
DAFTAR PUSTAKA
Widarto, L. & FX. Sudarto C. Ph. (2000). Teknologi Tepat Guna: Membuat Pompa Hidram. Kanisius. Yogyakarta.
Leonardo, El.. (2002). Design and Construction of a Hydraulic Ram Pump.Universitas of Nigeria. Nigeria.
Crowley, C.A. (August 1937). “Hydraulic rams furnish water supply to country homes”. Popular Mechanics: 306-311.
Crowley, C.A. (September 1937). “Hydraulic rams furnish water supply to country homes”. Popular Mechanics: 437-477.
Toothe v. Bryce, 25 Atlantic Reporter , pp. 182-190 .
Iversen, H.W. (June 1975). “An analysis of the hydraulic ram”. Journal of Fluids Engineering: 191-196.
Hydraulic Ram: Fixing & Working. Spons’ Workshop Receipts. vol II. London: Spon. 1921. pp. 457-465
BERCOCOK tanam padi tak terpisahkan dengan tersedianya pengairan yang mencukupi. Di musim hujan pemeliharaan padi memang tidak masalah, air malah berlimpah. Namun bila kemarau tiba air menjadi barang berharga dan menjadi rebutan walaupun masih ada sungai, sayang letaknya lebih rendah dari lahan pertanian.
Mengandalkan pada pompa untuk menaikkan air akan terlalu banyak biaya yang diperlukan; apalagi pompa air butuh energi listrik atau bahan bakar minyak. Padahal harga BBM dan listrik terus naik.
Tapi jangan putus asa, masalah itu bisa diatasi. Mengapa tidak mencoba pompa air tanpa mesin (PATM)? Teknologi ini sudah banyak diaplikasikan di beberapa daerah di Tanah Air, seperti di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, Sulawesi, NTB, dan di Provinsi Bali. Pompa air ini lebih dikenal dengan sebutan hidram (hydraulic ram). Jenis pompa air yang betul-betul tidak memerlukan BBM maupun listrik sehingga bisa menghemat biaya operasional.
Kalau tanpa BBM atau listrik, lalu dari mana sumber energinya. PATM atau hidram memanfaatkan tekanan dinamik atau gaya air yang timbul karena perbedaan ketinggian dari sumber air ke pompa. Gaya tersebut dipergunakan untuk menggerakkan katup sehingga diperoleh gaya yang lebih besar untuk mendorong air ke atas.
Cara kerja ram hidrolik ini dimulai dari sumber air yang masuk pipa pemasukan (drive pipe) dan keluar melalui katup pembuangan (waster valve). Gaya dorong air yang masuk ke dalam pompa akan mendorong katup pembuangan ke atas sehingga menutup dan menyetop aliran air dengan sendirinya. Ini berakibat timbulnya daya tekan dalam pipa pemasukan dan memaksa air naik ke pipa pengantar atau pipa pengeluaran (outlet). Kemudian air yang keluar ditampung di bak penampungan. Dari sini selanjutnya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan-lahan pertanian atau keperluan lainnya.
Tekanan tinggi dalam pompa juga akan mengatasi tekanan dalam ruang udara pada katup pengantar, sehingga katup akan terbuka dan air dari sumber mengalir lagi melalui pipa pemasukan. Siklus ini terjadi berulang-ulang dengan frekuensi yang sangat cepat.
Sebagai gambaran dalam pemasangan; pompa dipasang pada jarak 18 - 24 meter dari sumber air dengan posii lebih rendah, minimal 2 meter dan maksimal 5 meter. Jumlah pompa yang diperlukan juga tergantung pada ketinggian tempat dan luas lahan yang akan diairi. Sebagai pedoman untuk menjangkau ketinggian lebih dari 150 meter dari posisi pompa, sedikitnya dibutuhkan 5 unit pompa.
Hidrolik ram hanya memiliki dua bagian yang bergerak, pegas atau katup "limbah" dan katup cek "pengantar", membuatnya murah untuk dibuat, mudah dirawat, dan sangat handal. Ditambah pipa penghubung untuk pasokan air dari sumber, dan pipa pengantar untuk keluarnya air.
Karena tidak mengonsumsi bensin, solar atau listrik, maka biaya operasionalnya menjadi hemat, dan biaya pemeliharaan pun jadi lebih murah, kalau dihitung-hitung hanya habis sekitar Rp 50.000 per tahunnya, sementara pompa tanpa motor ini bisa beroperasi terus menerus selama 24 jam setiap harinya. Lagi pula dengan masa operasi 10 - 20 tahun hidram bisa dibilang awet. Pompa yang ditemukan pada tahun 1796 oleh orang Prancis bernama Joseph Michel Montgolfier ini pengoperasiannya sangat mudah, petani biasa pun bisa melakukannya karena dijalankan secara manual, walaupun kerja pompa ini otomatis. (Dede Suhaya/dari berbagai sumber)***
Biaya Operasional Hampir Tidak Ada
POMPA air tanpa motor ini cocok untuk irigasi dan pengadaan air baku. Efisiensinya sangat tinggi karena pompa ini tidak tergantung kepada bahan bakar minyak, listrik ataupun oli mesin, hingga dapat beroperasi 24 jam terus menerus.
Walaupun sumber air atau sungai banjir sehingga pompa terendam air, pompa tidak akan rusak. Kelebihan pompa air umurnya ekonomis, sangat tahan lama, bisa mencapai 20 tahun bila dipakai 24 jam terus menerus tanpa henti.
Dapat mengangkat air hingga ketinggian 100 meter arah vertikal, arah horizontal tidak terbatas, debit air yang dipompakan cukup besar dan cocok untuk pertanian dan desa kecil.
Biaya operasionalnya bisa dikatakan hampir tidak ada, dan perawatan dan perbaikan sangat mudah, tidak memerlukan tenaga ahli khusus.
Hanya persyaratan untuk dapat dipasang pompa ini adalah sungai dengan debit air minimal 5 liter/detik. (DS/dari berbagai sumber)***